Laman

Minggu, 03 Juli 2016

Merawat Ruh Berkesenian Di Daerah

 (Jatirogo Nggambar Bareng 2016)

Seni itu ibarat udara. Ia bisa merasuk di berbagai kegiatan manusia dari yang bernuansa lembut sampai yang bernuansa keras. Ada seni membaca kitab suci, seni membatik, Seni memahat, seni diplomasi, seni beladiri, seni perang bahkan seni menghormati jenasah (upacara ngaben). Seni adalah senjata politik yang ampuh. Dalam pergolakan di tahun enampulahan menunjukkan bagaimana seni berfungsi sebagai alat propaganda, provokasi dan agitasi bagi golongan-golongan politik yang bertikai.


Seni juga selalu menempel pada kehidupan orang-orang hebat. Albert Einstein ilmuwan kesohor adalah orang yang dekat dengan dunia musik. Ir. Soekarno bapak bangsa dan politisi ulung adalah pecinta seni dan seorang pelukis. Muh. Hatta tokoh Pergerakan Nasional dan proklamator adalah seorang yang paham seni.


KSJ dan Jatirogo Nggambar Bareng 


Para pujangga Jawa jaman dahulu menganggap seni budaya sebagai sesuatu yang penting. Oleh para winasis tersebut seni budaya selalu dikaitan dengan moral, etika, jati diri dan filsafat hidup. Oleh sebab itu dibanyak karya tembang para pujangga selalu disisipkan pesan untuk mejaga, merawat dan melestarikan seni budaya.



Sebagai usaha merawat dan mengembangkan ruh berkesenian, Komunitas Seni Jatirogo (KSJ) menyelenggarakan kegitan seni dengan tajuk “Jatirogo nggambar bareng”. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 2 Juli kemarin bertempat di area trotoar depan Kantor Camat Jatirogo. Karena hujan acara yang semula direncanakan mulai jam 16.00 mundur jadi jam 20.00. Pagelaran seni ini diikuti oleh seniman lukis, tari, musik tradisional dan penyair. Seniman yang terlibat ada 50 orang masing-masing berasal dari Tuban, Bojonegoro, Rembang dan yang terjauh dari Tulung Agung.

 
Format “Jatirogo nggambar bareng” adalah demonstrasi melukis bersama-sama diselingi atau diiringi atraksi kesenian lain. Kesenian pengiring “Jatirogo nggambar bareng” ini diantaranya adalah : Musik tradisional kreasi baru oleh Krida Siswa Linuwih dari SMP Negeri 1 Jatirogo; Musikalisasi puisi/geguritan dengan Alief Zambiyah (Sale Rembang) sebagai penyair dan Smang Art pimpinan Septa (Tulung Agung) menjadi musik pengiring; Tari dan krawitan dari Gaung Pranajati Sekaran Jatirogo. (Gaung Pranajati adalah nama bidang kegiatan seni dari Paguyuban Pranajati)



Menurut Sutiyono penasehat KSJ, kegiatan ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi budaya dan mendorong munculnya seniman-seniman muda. Kegiatan ini digadang-gadang sanggup menggairahkan berkesenian para seniman khususnya diwilayah Jatirogo. Lebih dari itu Sutiyono berharap acara ini bisa menjadi ajang apresiasi seni budaya serta menjadi hiburan bagi masyarakat Jatirogo dan Sekitarnya.




Komunitas Seni Jatirogo yang berdiri pada tahun 1996 ini, sampai sekarang telah lima kali menyelenggarakan kegiatan seni budaya. Komunitas ini semula digagas sebagai wadah bagi seniman Jatirogo dari berbagai bidang seni budaya namun pada perjalanannya sampai sekarang ini hanya seni lukis yang menunjukkan keberlangsungannya. Adapun awak KSJ sekarang yang bertanggungjawab pada acara Jatirogo Nggambar Bareng  2016 diantaranya adalah Sutiyono sebagai penanggungjawab, Mulyono Gepho sebagai manggala lapangan (KorLap) dan Khamid sebagai sekretaris.


Album lengkap lihat di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar