Laman

Selasa, 26 Juli 2016

Anak Dan Harapan Semua Kita

Islam memandang anak sebagai amanah dari Allah. Islam juga memperingatkan bahwa anak bisa menjadi cobaan dan musuh bagi orang tua. Adalah tugas dan tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak sehingga menjadi anak yang sholeh dan bukan sebaliknya.

Dalam agama Kristen anak dianggap sebagai tanda berkat dari Allah. Anak dalam Perjanjian Lama dikatakan lahir dalam keadaan kudus. Disebutkan juga dalam Al Kitab bahwa Allah telah menyediakan puji-pujian di dalam hati anak-anak.



Orang Jawa memandang anak sebagai sesuatu yang istimewa. Pandangan tentang anak oleh orang Jawa tidak diungkapkan dalam rangkaian kata tetapi diungkapkan dalam rangkaian doa dan upacara. Anak dalam tradisi Jawa diistimewakan dalam banyak tahapan upacara/ritual mulai dari di dalam kandungan sampai menjelang dewasa.

Beberapa penyair mengungkapkan pandangan tentang anak dalam untaian kata indah mereka. Salah satu penyair itu adalah Kahlil Gibran. Lewat syair ” Anakmu Bukan Milikmu” Gibran yang lahir di Lebanon menyentak kesdaran kita semua tentang hakekat anak.

Anakmu Bukan Milikmu
Mereka putra-putri Sang Hidup yang rindu pada dirinya sendiri.
Lewat engkau mereka lahir, namun tidak dari engkau.
Mereka ada padamu, tapi bukan hakmu
Berikan mereka kasih sayangmu, tapi jangan sodorkan bentuk
Pikiranmu,
Sebab pada mereka ada alam pikiran sendiri.
Patut kau berikan rumah untuk raganya, tapi tidak untuk jiwanya,
Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
Yang tiada dapat kau kunjungi sekalipun dalam impian.
Kau boleh berusaha menyerupai mereka,
Namun jangan membuat mereka menyerupaimu, sebab kehidupan
Tidak pernah berjalan mundur.
Pun tidak tenggelam di masa lampau.
Kaulah busur, anak-anakmulah anak panah yang meluncur.
Dia menentangmu dengan kekuasaan-Nya,
Hingga anak panah itu melesat jauh dengan cepat.
Meliuklah dengan suka cita dalam rentangan tangan
Sang Pemurah,
Sebab Dia mengasihi anak panah yang melesat laksana kilat.

Sebagaimana pula dikasihi-Nya busur yang mantap.

Wajah polos penentu masa depan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar