Laman

Minggu, 14 Agustus 2016

Pe-ra-ya (tap)-an di HUT RI Ke-71

Memang sudah menjadi tradisi. Di setiap bulan Agustus kita merayakan saat yang bersejarah dimana bangsa ini memproklamirkan diri sebagai bangsa yang merdeka. Berbagai kegiatan yang membangkitkan suasana suka cita, kehangatan dan kebersamaan digelar. Berbagai acara yang membangkitkan jiwa heroik diselenggarakan.

Tapi masih pantaskah semua itu kita lakukan di saat sekarang ini, sementara masih ada saudara kita yang merasakan ketakutan dibawah pedang Abu Sayyaf? Masih pantaskah semua itu kita lakukan, sementara masih ada saudara kita dibawah ancaman kematian oleh kelompok Abu Sayyaf? Masih pantaskah ....?


Haruskah kegembiraan Agustus melenakan kewaspadaan kita? Bukankah masih banyak sekelompok orang yang saling menciderai karena perbedaan suku? Bukankah masih banyak sekelompok orang saling menyakiti karena perbedaan keyakinan? Bukankah masih banyak orang yang beragama bukan untuk menjujung kemuliaan melainkan beragama untuk menghalalkan keculasan?

Kemuliaan Itu Bernama “Merdeka”
Merdeka itu .....
Memuliakan akal budi dengan belajar
Seperti Kartini
yang tabah melewati  jerat rintangan tradisi
yang teguh merawat dan mewujudkan mimpi
untuk sekolah demi menuju jalan terang peradaban
Merdeka itu....
Membebaskan diri dari kuasa tirani
Seperti api semangat Soekarno
yang melawan keangkuhan dan ketidakadilan penjajah
Seperti api semangat Soekarno
yang menggugat segala bentuk penistaan martabat bangsa
untuk menuju gerbang kemuliaan Negeri
Merdeka itu .....
Memuliakan gairah impian
seperti derasnya semangat Chairil Anwar
yang penuh optimis menyuarakan hasrat
dalam untaian kata yang menyihir
“dan aku ingin hidup seribu tahun lagi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar