Sebagian besar orang Jawa menghubungkan Champa dengan
Islamisasi di tanah Jawa, padahal sebenarnya pengaruh Champa tidak hanya sebagai
bagian dari penyebaran Agama Islam di Jawa saja. Champa memberi pengaruh cukup kuat dan
luas dalam sejarah dan budaya Jawa. Sejarah mencatat orang Champa perantauan banyak yang
ikut dalam pemberontakan melawan Penjajah Belanda pada tahun 1700-an.
Ketika Laksamana Cheng Ho melakukan ekspidisi di Jawa, kabar
tentang kesuburan tanah Jawa menarik orang-orang Champa untuk tinggal di Jawa. Ada
dua kelompok orang Champa yang hijrah ke Jawa. Kelompok yang hijrah pada masa
awal umumnya adalah orang Champa dengan budaya agraris dan memeluk agama Budha (memuja Avalokitesvara).
Kelompok yang hijrah ke Jawa pada masa-masa berikutnya adalah orang Champa pedagang
yang beragama Islam.
Imigran Champa generasi awal yang beragama Budha memiliki hubungan
yang baik dengan suku asli Jawa. Mereka juga punya hubungan baik dengan orang
Cina yang sudah banyak tinggal di Jawa. Pengaruh Champa di Jawa pada bidang
pertanian adalah dikenalkanya padi varietas Champa dan ketan hitam pada petani
Jawa. Orang Champa yang beragama Budha juga banyak memberi pengaruh pada seni
tari, beladiri, batik dan kerawitan pada budaya Jawa.
Orang Champa yang beragama Islam juga memiliki hubungan yang
baik dengan suku Jawa dan Cina yang tinggal di Jawa. Meski punya misi dakwah
mereka sangat toleran dan ramah budaya lokal. Orang Champa beragama Islam yang
dikenal sebagai penyebar Islam adalah Maulana Rokhmad (Sunan Ngampel) dan
Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).
sunan Ampel
Ketika Agama Islam makin menyebar di Jawa dan pengruh Islam
begitu masif dalam bidang budaya, orang Champa yang beragama Budha terpecah
dalam beberapa sikap. Sebagian memilih masuk dalam komunitas Cina, sebagian
lagi berbaur dengan suku Jawa yang sudah beragama Islam dan sebagian lainnya bertahan
memeluk agama Budha sampai sekarang.
Orang Champa yang berbaur dengan suku Jawa kemudian menyesuaikan
berbagai adat dan kebiasaannya. Contoh perubahan adalah dalam penyebutan nama. Nama yang
semula Pow Ie Din jadi Paidin; Ngow Die Min jadi Ngadimin; Low Sie Mah Jadi
Lasimah dan Pow Ie Ni Jadi Paini. Dalam sisi keyakinan juga ada perubahan. Semula
mereka memuja Avalokitesvara (dewi welas asih) beralih memuja dewi Sri (welas
asih agraris versi Jawa).
gadis Jawa generasi tahun 2000 ini mungkin punya darah Champa
saya punya lagu2 champa mas, kalau mas pingin saya bisa send lewat email
BalasHapusmekasih jika berkenan kirim ke widodoslamet11@gmail.com saya tunggu mas
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapussudah saya kirim mas, coba dicek dulu bisa dibuka atau tidak
Hapussuwun lho mas
Hapussama2 mas heheehhe
Hapus