Laman

Rabu, 22 Februari 2017

Jejak Samber Nyawa di Desa Ngajaran Sale

Desa Ngajaran terletak di ujung selatan Kecamatan Sale Rembang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Blora. Jarak dari pusat kota Sale ke Desa Ngajaran kurang lebih 8 Km. Jalur utama dari Sale-Ngajaran berupa jalan buntu artinya sesampai di Desa Ngajaran tak ada jalur lanjutan menuju desa lain kecuali jalan setapak didalam hutan.
Desa Ngajaran terbagi dalam dua koloni pemukiman. Sebelah utara dikenal dengan dukuh Kaliprak. Dukuh Kaliprak adalah rintisan koloni baru dari desa inti. Dukuh ini bersinggungan dengan desa Mrayun. Secara geografis dukuh Kaliprak terletak di daerah lembah. Adapun wilayah induk desa (krajan) bernama Ngajaran berada di sebelah selatan dukuh Kaliprak. Ngajaran secara geografis terletak di daerah perbukitan. Jarak dukuh Kaliprak dengan Ngajaran kurang lebih 3 Km terpisah oleh hamparan persawahan.
Jalan menuju Ngajaran

Letaknya yang berada di lereng bukit dan terpencil membuat desa Ngajaran terlihat unik. Sebelum masuk pemukiman desa kita disuguhi hamparan sawah yang subur mengapit jalan desa. Selanjutnya kita melewati jalur naik yang diapit tebing batu kapur. Tebing batu kapur di kedua sisi jalan di tumbuhi rerimbunan tanaman perdu dan pohon besar. Saat melintasi ruas jalan ini langsung terasa udara sejuk dengan aroma khas hutan.


Saat sampai di pemukiman ada pemandangan yang menarik . Perumahan yang sederhana tersusun berundak dari lereng yang rendah ke lereng yang tinggi. Di sana-sini tampak menyebul dari permukaan tanah sebagian permukaan bongkahan batu kapur besar. Desa dengan sebagian besar masyarakatnya hidup bertani ini dikelilingi oleh rerimbunan hutan jati.
Saat datang ke desa ini mungkin kita berpikir betapa sulitnya penduduk Desa Ngajaran harus membuat sumur mengingat tanah yang dipenuhi batu kapur. Tetapi ternyata untuk urusan air desa ini tergolong mudah. Di desa ini ada dua sendang yang bisa memenuhi kebutuhan air seluruh warga. Dari kedua sendang inilah penduduk memasang  jaringan pipa menuju rumah  dan tempat ibadah.
Makam Ajar Wajib (punden)

Seperti desa-desa tradisonal lainya desa Ngajaran memiliki tradisi sedekah bumi. Tradisi sedekah bumi  diselenggarakan sebagai bentuk rasa syukur, bersedekah dan sebagai vestival pengikat persaudaraan antar warga. Sedekah bumi umumnya diselenggarakan usai panen raya. Hari penyelenggaraan sedekah bumi di Desa Ngajaran adalah Ngaat Legi (Minggu Legi). Hiburan yang ditampilkan berupa seni tayub dengan lokasi di sendang desa sebelah selatan.

Prajurit Sambernyawa

Mungkin terbesit beragam pertanyaan dibenak kita saat berada di desa Ngajaran. Bagaimana tidak, desa ini tersembunyi diantara puncak bukit, dikepung hutan jati dengan struktu tanah berbatu. Pada jaman dahulu tentu sangatlah sulit akses menuju ke desa Ngajaran. Pertanyaan yang munculadalah bagaimana sejarah berdirinya  desa Ngajaran? Alasan apa yang menjadikan orang bermukim di wilayah yang dikemudian hari dikenal dengan nama desa Ngajaran ini?
Penulis mencoba mencari tahu siapa warga desa Ngajaran yang bisa dijadikan narasumber. Beberapa orang yang penulis temui menyarankan untuk menemui orang yang bernama mbah Renu. Dari mbah Renu saya mendapat cerita yang selama ini di yakini sebagai asal-usul desa Ngajaran.
Pendiri desa ngajaran adalah dua orang dari Sala. Dua orang tadi yang satu bernama Ajar Wajib sedang yang lainya adalah pendamping Ajar Wajib yang tidak diketahui namanya. Mereka berdua diceritakan sebagai tokoh penentang pemerintah kolonial Belanda. Ajar Wajib memilih tempat agak tersembunyi untuk menghindari kejaran musuh sekaligus membangun kekuatan perlawanan.

Ajar adalah sebutan untuk orang linuwih yang punya padepokan atau sanggar. Ajar mengajarkan banyak hal kepada murid (cantrik ; Jawa). Ilmu yang diajarkan Oleh seorang ajar diantaranya kanuragan, beladiri, kebatinan, pengobatan dan perhitungan hari baik untuk suatu urusan. Ajar Wajib diceritakan memiliki berbagai ilmu kanuragan dan kebatinan sehingga banyak orang berguru kepadanya.
Ajar Wajib dikenal punya kemampuan merundukkan pohon kelapa sehingga untuk memetik buah kelapa tidak perlu memanjat batang pohonnya. Ajar Wajib sering membawa ikan dari pesisir pantai utara dalam keadaan hidup saat sampai di Desa Ngajaran, padahal jarak pantai utara dan Ngajaran cukup jauh. Praktisi pathol (kopetisi sumo gaya pesisir) dari Lasem dan Kragan banyak yang berguru pada Ajar Wajib untuk memperoleh kemampuan lebih(sakti). Diceritakan bupati Tuban, Rembang dan Blora menjalin hubungan baik dengan Ajar Wajib.
Seiring berjalannya waktu wilayah terpencil yang dihuni Ajar Wajib menjadi ramai oleh pemukim baru. Daerah pemukiman ini kemudian dinamai Ngajaran. Menurut Versi mbah Renu nama ngajaran ini berasal dari kata ngajari jaran (Melatih kuda). Setelah meninggal  jasad Ajar Wajib dimakamkan di selatan desa dan dijadikan punden.
Menurut penulis kemungkinan Ajar Wajib adalah pengikut Pangeran Sambernyawa dari Kartasura. Ajar wajib menetap di daerah tersembunyi yang di kemudian hari dikenal dengan nama Ngajaran adalah untuk terus menyusun kekuatan mendukung perjuangan Pangeran Sambernyawa. Desa Ngajaran dekat dengan puncak bukit Surak (Gunung Surak). Bukit surak adalah tempat berkumpulnya pejuang anti Kolonial Belanda dimana di bukit ini sering terdengar suara sorak sorai prajurit. Jika pendapat penulis benar maka Ajar Wajib saat mukim di Ngajaran sekitar tahun 1750-an Masehi.
Gerbang ke sendang dan tempat pentas tayub desa Ngajaran

Sejarah mencatat Pangeran Sambernyawa dalam menjalankan perang gerilya pernah bersembunyi di hutan sitakepyak perbatasan Rembang Blora. Mengetahui persembunyian Pangeran Sambernyawa Kumpeni Belanda mengirim pasukan ke perbatasan Rembang Blora.  Dalam peperangan itu pasukan detachementh kolonial Belanda yang dipimpin oleh Kapten Van der Pol dan Kapten Beiman dengan dibantu pasukan mataram mengalami kekalahan.  Bahkan Pangeran Sambernyawa berhasil memenggal kepala Kapten Van der Pol dalam pertempuran tersebut. Perjuangan Sambernyawa terjadi di seputaran tahun 1750-an Masehi.

Menurut penulis nama Ngajaran bukan berasal dari ngajari jaran seperti keprcayaan sebagian warga Ngajaran. Nama Ngajaran berasal dari kata Ajar yang merujuk pada nama pendiri desa yaitu Ajar Wajib. Ngajaran menunjukkan tempat mukim Ajar Wajib. Sebagai pembanding adalah tempat mukim Pakualam disebut Pakualaman. Tempat mukim Notoprojo disebut Notoprajan. Perumahan pejabat matri disebut kemantren. Tempat mukim pejabat sinder disebut sinderan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar