Saat bulan Desember langit seolah membuka berkah Tuhan. Seperti
ingin menunjukkan wajah yang ramah langit mulai menurunkan hujan. Jatuhnya butir-butir
air hujan yang bening membersihkan debu, menyejukkan udara, membasahi tanah, memberi
suasana baru yang indah dan penuh gairah.
Hujan Desember membangkitkan harapan besar bagi para petani.
Harapan petani untuk mendapat rejeki dan harapan petani untuk melanjutkan
kehidupan dari bertanam. Tanah yang basah segera diolah. Deru mesin traktor menjadi
deru gairah hidup. Kecipak air di sela-sela mata bajak dan kaki-kaki sapi menjadi
semangat hidup. Gurauan dan obrolan disaat menanam adalah ungkapan rasa
syukur. Butiran keringat saat bekerja adalah doa.
Sementara di hutan jati Tuhan menunjukkan kemurahan-Nya. Ditebar
sumber pangan untuk mereka yang mau berusaha mencari. Dari kulit jati yang mati
muncul jamur yang sungguh enak dijadikan santapan pendamping nasi. Sementara di
itanah, diantara seserakan daun jati kering yang mulai membusuk bersembunyi
kepompong ulat jati (entung/ungker, Jawa) sebagai sumber protein yang lezat.
Demikian juga di wilayah Tuban. Di bulan Desember Tuban menampilkan suasana yang menarik. Para petani
sibuk menyongsong harapan berlatar panorama alam yang tampak cantik. Seperti sebuah sendratari indah di panggung alam yang megah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar