Pada ujian praktik pelajaran Bahasa Jawa kali ini, SMPN 1
Jatirogo menetapkan kethoprak sebagai materi uji. Kesenian teater tradisional
Jawa ini dipilih sebagai materi ujian praktik kelas sembilan karena berbagai
alasan. (1) untuk mengukur ketrampilan siswa dalam berbahasa Jawa (2) untuk
mengembangkan kemampuan kerjasama karena materi kethoprak ini dilakukan secara
kelompok (3) mendorong generasi muda untuk mengenal dan cinta pada kesenian kethoprak
yang sudah mulai tergerus oleh jaman.
Ditengah tuduhan bahwa generasi muda sudah tidak mengenal
budaya tradisional, siswa-siswi SMPN 1 Jatirogo justru menunjukkan fakta yang
sebaliknya. Kethoprak sebagai materi ujian
praktik oleh mereka dikerjakan dengan sugguh-sungguh. Mereka mempersiapkan naskah
cerita, mematangkan latihan, menyusun irama musik merancang tata rias sampai
merancang tata panggung dan perlengkapannya.
Untuk semua
itu para siswa SMPN 1 Jatirogo saling bahu membahu dan membagi tugas sesuai dengan
kemampuan. Hampir tiap hari mereka bekerja kelompok dan pulang sampai menjelang
petang. Pada tahapan ini tugas proyek ujian praktik kethoprak ini memenuhi
unsur model pembelajaran kooperatif menurut Lungdren yaitu :
1. Para siswa harus memiliki persepsi bahwa
mereka “tenggelam dan berusaha bersama menyelamatkan diri”.
2. Para siswa harus menyadari perbedaan individu.
3. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka
semua memiliki tujuan yang sama.
4. Para siswa membagi tugas dan berbagi tugas
dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok.
Untuk keberhasilan dalam tugas Ujian praktik Bahasa Jawa ini
para siswa kelas sembilan SMPN 1 Jatirogo juga minta bantuan orang dewasa yang
lebih tahu atau ahli. Mereka juga saling mencontoh, membantu dan mendukung
antar kelompok/kelas. Inilah yang disebut dengan ketrampilan sosial yang
penting untuk mengembangkan kemampuan kognitif yang menjadi tujuan pembelajaran
kooperatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar